Mobil Listrik vs Mobil Bensin: Mana yang Lebih Hemat?

Brown
By Brown

iotomagz.com – Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Banyak orang tertarik dengan kendaraan ramah lingkungan ini, namun banyak juga yang masih mempertimbangkan mobil bensin karena telah lama menjadi pilihan utama. Di artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai perbandingan antara mobil listrik dan mobil bensin dari segi biaya, efisiensi, dan dampak lingkungan, agar Anda bisa menentukan mana yang lebih hemat sesuai kebutuhan.

1. Mobil Listrik dan Mobil Bensin

Mobil listrik adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor listrik yang memperoleh tenaga dari baterai. Baterai ini perlu diisi ulang melalui stasiun pengisian listrik atau charger rumah. Mobil listrik sepenuhnya menggunakan listrik sebagai sumber energi dan tidak menggunakan bahan bakar fosil.

Mobil bensin, di sisi lain, adalah kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) yang bekerja dengan membakar bahan bakar fosil, seperti bensin atau diesel, untuk menggerakkan kendaraan. Mesin ini telah menjadi teknologi utama di industri otomotif selama lebih dari satu abad.

2. Biaya Pembelian

Salah satu pertimbangan utama ketika memilih antara mobil listrik dan mobil bensin adalah harga awal pembelian. Secara umum, harga mobil listrik masih lebih tinggi dibandingkan mobil bensin. Hal ini disebabkan oleh teknologi baterai dan komponen elektronik yang lebih mahal. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan produksi massal, harga mobil listrik mulai menurun.

Sebagai contoh, mobil listrik yang lebih terjangkau seperti Nissan Leaf atau Hyundai Ioniq EV saat ini dibanderol sekitar Rp 600 juta hingga Rp 800 juta di Indonesia. Sedangkan mobil bensin dalam kategori yang sama, seperti Toyota Avanza atau Honda City, biasanya memiliki harga sekitar Rp 200 juta hingga Rp 400 juta, tergantung pada varian dan spesifikasinya.

so, Mobil bensin memiliki biaya awal yang lebih rendah, namun jangan lupa bahwa ada faktor-faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan selain harga beli.

3. Biaya Operasional dan Perawatan

Mobil listrik dan mobil bensin memiliki perbedaan signifikan dalam biaya operasional. Berikut rinciannya:

  • Mobil Listrik:
    Mobil listrik tidak memerlukan bensin atau solar untuk bergerak, sehingga biaya harian untuk operasional jauh lebih rendah. Biaya untuk mengisi daya baterai mobil listrik bergantung pada tarif listrik di rumah atau di stasiun pengisian umum. Misalnya, untuk mobil dengan baterai berkapasitas 50 kWh dan jarak tempuh sekitar 300 km, biaya pengisian listriknya bisa berkisar antara Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu sekali pengisian penuh. Ini jauh lebih murah dibandingkan biaya bahan bakar mobil bensin untuk jarak yang sama. Selain itu, perawatan mobil listrik juga lebih sederhana. Karena mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen bergerak, seperti mesin tanpa sistem pendinginan kompleks, oli, dan transmisi, biaya servis tahunan lebih rendah. Hal ini bisa menghemat pengeluaran perawatan jangka panjang.
  • Mobil Bensin:
    Di sisi lain, mobil bensin memerlukan bahan bakar secara terus-menerus. Dengan harga bahan bakar yang terus berfluktuasi, biaya operasional mobil bensin cenderung lebih tinggi. Sebagai gambaran, mobil bensin dengan konsumsi bahan bakar 1 liter per 10 km bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu untuk perjalanan sejauh 300 km, tergantung pada harga bahan bakar. Selain itu, perawatan mobil bensin lebih kompleks. Perawatan rutin, seperti penggantian oli, filter, dan sistem pendingin, serta perawatan mesin lainnya, dapat meningkatkan biaya perawatan tahunan. Seiring usia kendaraan bertambah, biaya perawatan juga cenderung meningkat.

Dari segi biaya operasional dan perawatan, mobil listrik jauh lebih hemat dibandingkan mobil bensin dalam jangka panjang.

4. Efisiensi Energi

Efisiensi energi adalah faktor penting lain dalam membandingkan mobil listrik dan mobil bensin. Mobil listrik menggunakan energi dengan lebih efisien dibandingkan mobil bensin. Dalam mesin pembakaran internal, sebagian besar energi yang dihasilkan oleh bensin hilang dalam bentuk panas, sehingga efisiensinya hanya sekitar 20-30%. Artinya, sebagian besar bahan bakar yang digunakan tidak dimanfaatkan secara optimal untuk menggerakkan mobil.

Sementara itu, mobil listrik memiliki efisiensi yang jauh lebih tinggi, mencapai sekitar 85-90%. Energi yang dihasilkan dari baterai hampir seluruhnya digunakan untuk menggerakkan motor listrik, dengan sedikit energi yang terbuang. Oleh karena itu, mobil listrik lebih efisien dalam mengubah energi menjadi gerakan kendaraan.

Mobil listrik lebih efisien dalam penggunaan energi dibandingkan mobil bensin, yang berarti lebih sedikit energi yang terbuang.

5. Dampak Lingkungan

Isu lingkungan menjadi perhatian utama dalam perdebatan antara mobil listrik dan mobil bensin. Mobil bensin berkontribusi pada emisi karbon dioksida (CO2) dan polutan lain yang berkontribusi pada perubahan iklim. Setiap liter bensin yang terbakar menghasilkan sekitar 2,3 kg CO2, sehingga mobil bensin secara langsung menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Di sisi lain, mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang selama pengoperasian, karena mereka menggunakan motor listrik dan tidak ada proses pembakaran. Namun, penting untuk dicatat bahwa dampak lingkungan mobil listrik juga bergantung pada bagaimana listrik yang digunakan untuk mengisi daya baterai diproduksi. Jika listrik berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara, maka mobil listrik tetap memiliki dampak karbon, meskipun lebih rendah dibandingkan mobil bensin.

Salah satu kelemahan utama mobil listrik dari segi lingkungan adalah proses produksi baterai. Pembuatan baterai, terutama jenis lithium-ion, membutuhkan penambangan bahan baku seperti lithium, kobalt, dan nikel, yang dapat merusak lingkungan. Namun, penggunaan mobil listrik dalam jangka panjang dan produksi energi terbarukan dapat mengurangi dampak ini.

Mobil listrik lebih ramah lingkungan selama masa penggunaan, tetapi dampak produksi baterai tetap perlu dipertimbangkan.

6. Infrastruktur Pengisian Daya vs SPBU

Salah satu kendala utama mobil listrik di Indonesia adalah infrastruktur pengisian daya yang belum seluas SPBU. Pengisian daya mobil listrik memerlukan stasiun pengisian khusus yang saat ini masih terbatas di kota-kota besar. Untuk pengguna mobil listrik di daerah, ini bisa menjadi tantangan.

Sedangkan, SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) jauh lebih banyak dan tersedia di hampir semua wilayah, termasuk daerah pedesaan. Bagi pengguna mobil bensin, ini berarti lebih mudah untuk mengisi bahan bakar di mana pun mereka berada.

Namun, di masa depan, dengan peningkatan investasi pemerintah dan perusahaan swasta dalam pengembangan stasiun pengisian daya, tantangan ini diperkirakan akan berkurang. Selain itu, beberapa pengguna mobil listrik memilih untuk memasang charger di rumah, yang memungkinkan pengisian daya lebih fleksibel.

Mobil bensin masih memiliki keunggulan dari segi ketersediaan infrastruktur, namun hal ini bisa berubah seiring perkembangan infrastruktur pengisian daya listrik.

7. Performa dan Pengalaman Berkendara

Mobil listrik dikenal memiliki akselerasi yang lebih halus dan responsif dibandingkan mobil bensin. Motor listrik menghasilkan torsi maksimal segera setelah pedal gas ditekan, sehingga mobil listrik mampu berakselerasi lebih cepat dari posisi diam dibandingkan mobil bensin yang memerlukan peningkatan RPM untuk menghasilkan torsi.

Di sisi lain, mobil bensin umumnya menawarkan jarak tempuh yang lebih jauh dalam satu kali pengisian penuh tangki dibandingkan mobil listrik dengan satu kali pengisian baterai. Meski demikian, teknologi baterai mobil listrik terus berkembang, dan beberapa model terbaru seperti Tesla Model S sudah mampu menempuh jarak lebih dari 600 km dengan sekali pengisian daya.

Mobil listrik menawarkan akselerasi lebih baik, namun mobil bensin masih unggul dalam hal jarak tempuh.

8. Mana yang Lebih Hemat?

Secara keseluruhan, mobil listrik memiliki potensi untuk menjadi pilihan yang lebih hemat dalam jangka panjang, terutama dari segi biaya operasional dan perawatan. Meskipun harga pembelian awal masih lebih tinggi, penghematan dalam hal biaya energi dan perawatan bisa menutupi selisih tersebut dalam beberapa tahun pemakaian.

Namun, keputusan akhir tergantung pada kebutuhan pribadi Anda. Jika Anda tinggal di daerah dengan infrastruktur pengisian daya yang masih terbatas, mobil bensin mungkin masih lebih praktis. Sebaliknya, jika Anda ingin menghemat biaya bahan bakar dan lebih peduli terhadap lingkungan, mobil listrik adalah pilihan yang tepat.

Pada akhirnya, baik mobil listrik maupun mobil bensin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan pilihan terbaik tergantung pada prioritas Anda.

Share This Article
By Brown
Follow:
Belajar bersama adalah momen di mana semua hal di dunia dibahas kecuali pelajaran itu sendiri dan Belajarlah dari bulu ketek, walaupun selalu terhimpit tapi tetap tegar bertahan dan tetap tumbuh.